Invalid Date
Dilihat 43 kali
Musim kemarau panjang yang melanda Kabupaten Lima Puluh Kota, khusus wilayah Kecamatan Payakumbuh berdampak serius terhadap kehidupan masyarakat di Nagari Koto Tangah Simalanggang. Cuaca panas ekstrem yang berlangsung selama beberapa bulan terakhir menyebabkan kekeringan, kesulitan mendapatkan air bersih, serta mengganggu sektor pertanian dan peternakan sebagai sumber utama mata pencaharian warga.
Sebagai bentuk ikhtiar spiritual, masyarakat Nagari Koto Tangah Simalanggang menggelar Shalat Istisqa’ atau shalat sunnah meminta hujan pada Selasa pagi, 1 Juli 2025. Kegiatan ini dipusatkan di Lapangan Tigo Selo dan diikuti oleh warga dari tiga jorong yang ada di nagari tersebut.
Shalat dipimpin oleh Imam M. Syukri, sementara khutbah disampaikan oleh Roby Hably, M.Ag, yang juga menjabat sebagai Sekretaris MUNA Koto Tangah Simalanggang. Kegiatan ini berlangsung khidmat dan diwarnai dengan doa bersama agar Allah SWT menurunkan hujan sebagai rahmat bagi seluruh makhluk.
“Sudah lebih dari dua bulan hujan tidak turun. Sumur-sumur warga mulai mengering, lahan pertanian retak, dan ternak sulit mendapatkan pakan yang cukup. Ini sudah sangat memprihatinkan,” ujar salah seorang warga yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Ketua Majelis Ulama Nagari (MUNA), Nurul Hadi Imam, S.Pd.I, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari seruan moral dan keimanan umat di tengah musibah alam. "Kami dari MUNA mengajak seluruh masyarakat untuk kembali bertawakal dan memperbanyak doa. Shalat Istisqa’ ini bukan sekadar ritual, tapi bentuk kepasrahan kita kepada Allah SWT atas musibah kekeringan yang sedang melanda. Semoga dengan kebersamaan dan keikhlasan hati, Allah segera menurunkan hujan sebagai rahmat bagi kita semua," ujar Nurul Hadi Imam.
Ia juga menambahkan bahwa masyarakat perlu memperkuat kepedulian sosial di tengah krisis ini.
“Kita jangan hanya berharap dari langit, tapi juga harus saling menguatkan di bumi. Gunakan air seperlunya, bantu tetangga yang kesulitan, dan mari kita hadapi ujian ini dengan kesabaran dan kebersamaan. InsyaAllah, pertolongan Allah itu dekat,” imbuhnya.
Khatib sedang menyampaikan ceramahnya (Dok: PPID Koto Tangah Simalanggang)
Senada dengan itu, Sekretaris MUNA Roby Hably, M.Ag, yang juga bertindak sebagai khatib dalam pelaksanaan shalat, menekankan pentingnya merendahkan hati di hadapan Allah SWT.
"Kekeringan ini adalah ujian, tapi juga panggilan untuk memperbaiki hubungan kita dengan Sang Pencipta. Shalat Istisqa’ adalah wujud ketundukan, pengakuan bahwa kita tidak berdaya tanpa rahmat-Nya. Semoga doa-doa yang kita panjatkan hari ini menjadi awal turunnya keberkahan dari langit," ujar Roby Hably.
Sementara itu, Wali Nagari Koto Tangah Simalanggang, Hendra M Dt Bogah, turut menyampaikan keprihatinan atas kondisi yang dihadapi warganya. Ia mengapresiasi inisiatif masyarakat dalam menggelar Shalat Istisqa’ sebagai langkah spiritual di tengah krisis air bersih.
"Kami sangat memahami kondisi sulit yang tengah dihadapi masyarakat, terutama petani dan peternak. Shalat Istisqa’ ini menjadi cermin kebersamaan dan keimanan kita.,” ungkap Hendra M Dt Bogah.
Ia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tetap kuat dan bersatu.
“Kita kuat karena kita bersama. Mari saling dukung, saling bantu, dan tetap optimis bahwa ujian ini akan segera berlalu. Semoga Allah SWT mengabulkan doa-doa kita,” tutupnya.
Shalat Istisqa’ merupakan salah satu bentuk ibadah yang dianjurkan Rasulullah SAW ketika menghadapi musim kering berkepanjangan. Dengan penuh harap dan kerendahan hati, masyarakat Koto Tangah Simalanggang menggantungkan doa mereka kepada Sang Pencipta agar segera menurunkan hujan dan memulihkan kembali kehidupan mereka yang terdampak kekeringan. (SN)
Bagikan:
Nagari Koto Tangah Simalanggang
Kecamatan Payakumbuh
Kabupaten Lima Puluh Kota
Provinsi Sumatera Barat
© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia
Pengaduan
0
Kunjungan
Hari Ini