Logo

Nagari Koto Tangah Simalanggang

Kabupaten Lima Puluh Kota

Home

Profil Nagari

Infografis

Listing

IDM

Berita

Belanja

Mari Kita Bersihkan Diri, Berpuasa, dan Berdoa: Istisqa untuk Rahmat dari Langit

Mari Kita Bersihkan Diri, Berpuasa, dan Berdoa: Istisqa untuk Rahmat dari Langit

Invalid Date

Ditulis oleh Silvia Ningsih, S.Hum

Dilihat 103 kali

Mari Kita Bersihkan Diri, Berpuasa, dan Berdoa: Istisqa untuk Rahmat dari Langit

Musim kemarau yang berkepanjangan tengah menguji keteguhan dan kesabaran masyarakat Nagari Koto Tangah Simalanggang, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota. Secara Umum Kabupaten Lima Puluh Kota sedang di musim kemarau yang panjang. Dalam suasana yang makin hari makin memprihatinkan, pemerintah nagari bersama tokoh agama dan masyarakat memutuskan untuk kembali menggelar shalat istisqa. Shalat sunnah untuk memohon hujan yang akan dilaksanakan pada hari Rabu, 23 Juli 2025, bertempat di Lapangan Tigo Selo, mulai pukul 08.00 WIB.

Kondisi sawah yang kering di baruah Tambun Ijuak (Dok:PPID Koto Tangah Simalanggang)

Kemarau tahun ini benar-benar memberi dampak besar pada kehidupan warga. Sawah-sawah yang biasanya menghijau kini berubah menjadi hamparan tanah retak yang mengering. Petani mulai resah karena padi yang baru saja ditanam kekurangan air, dan yang sudah memasuki masa pertumbuhan kini terancam gagal panen. Irigasi tak lagi mengalir sebagaimana mestinya. Saluran air yang biasanya menjadi tumpuan hidup petani kini hanya menyisakan aliran kecil, atau bahkan telah kering sepenuhnya.

Air sumur yang menjadi sumber utama kebutuhan rumah tangga pun mulai mengering. Saat ini banyak rumah warga, air hanya keluar sedikit, bahkan sebagian sudah tidak lagi ada sejak dua minggu terakhir. Masyarakat terpaksa menghemat air yang ada . Di tengah terik yang menyengat dan kekeringan yang meluas, sebagian warga membuat mata pencaharianya terhenti seperti petani, tukang laundry dll.

Kodisi sawah baruah Kapalo Koto (Dok :PPID Koto Tangah Simalanggang) 

Hewan ternak seperti sapi, kambing, dan kerbau juga mulai menunjukkan tanda-tanda menurunnya kesehatan. Rumput yang biasa menjadi pakan sudah sulit ditemukan karena padang penggembalaan mengering. Banyak hewan ternak yang mulai kurus, dan beberapa di antaranya jatuh sakit karena kekurangan air minum dan pakan yang layak. Kondisi ini tidak hanya mengancam kelangsungan hidup hewan-hewan tersebut, tapi juga mengganggu mata pencaharian peternak yang sangat bergantung pada hasil ternak untuk kebutuhan ekonomi keluarga.

Melihat kondisi yang kian mengkhawatirkan ini, pemerintah nagari bersama ulama dan tokoh masyarakat kembali mengajak seluruh warga untuk mengetuk pintu langit. Shalat istisqa yang akan digelar untuk kedua kalinya ini diharapkan menjadi ikhtiar bersama, memperkuat doa, memperbaiki diri, dan memohon turunnya rahmat Allah dalam bentuk hujan yang membawa berkah.

Kondisi irigasi Solok Batu Nan limo yang tidak ada aliran air lagi (Dok :PPID Koto Tangah Simalanggang)

Sebagai bagian dari persiapan spiritual, masyarakat dihimbau untuk melaksanakan puasa sunat selama tiga hari berturut-turut, mulai dari hari Minggu, Senin, dan Selasa (20–22 Juli 2025). Puasa ini ditujukan untuk menyucikan hati, mendekatkan diri kepada Allah, dan menjadi bentuk kepasrahan atas segala ketetapan-Nya.

Wali Nagari Koto Tangah Simalanggang, Hendra M Dt Bogah, mengajak masyarakat dari semua kalangan untuk menyambut kegiatan ini dengan hati yang bersih dan penuh harap. “Kondisi kita saat ini tidak ringan. Sawah kita mengering, air untuk minum dan mandi sudah susah, hewan ternak mulai sakit. Kita sudah berusaha, kini saatnya kita bersimpuh bersama, memohon kepada Allah dengan penuh ketundukan. Mari kita isi tiga hari sebelum hari Rabu nanti dengan puasa, memperbanyak istighfar, memperbaiki hubungan kita dengan sesama, dan mendekatkan diri kepada Al-Qur’an,” ujarnya dengan nada haru.

Ia juga menghimbau agar masyarakat datang ke lapangan dengan pakaian yang sederhana, meninggalkan kesan kemewahan dan memperlihatkan ketundukan di hadapan Allah. Warga juga dianjurkan untuk membawa hewan ternak mereka sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW dalam pelaksanaan istisqa, sebagai simbol harapan bahwa bukan hanya manusia yang membutuhkan hujan, tetapi seluruh makhluk hidup.

Lebih dari sekadar ibadah, shalat istisqa ini menjadi momen penting untuk muhasabah bersama, mengoreksi diri secara kolektif, memperbanyak amal shaleh, memperbaiki akhlak, menjauhi maksiat, serta memperbanyak zikir dan sedekah. Ini adalah seruan untuk bersama-sama kembali ke jalan Allah, bukan hanya berharap hujan, tetapi berharap agar hati dan perilaku manusia juga dibersihkan.

Kekeringan ini menjadi cermin bagi kita semua, bahwa kekuatan dan teknologi manusia tak akan mampu menandingi kehendak Ilahi. Maka melalui shalat istisqa ini, masyarakat Nagari Koto Tangah Simalanggang berharap agar Allah SWT menurunkan hujan yang tidak hanya membasahi tanah, tetapi juga melembutkan hati dan menyuburkan kembali kehidupan yang mulai layu.

Semoga dengan niat yang tulus, kebersamaan yang erat, dan doa yang khusyuk, Allah mengangkat kesulitan ini dan menurunkan hujan sebagai tanda kasih-Nya bagi seluruh makhluk di Nagari Koto Tangah Simalanggang.(SN)

Bagikan:

Berita Terbaru

Berita Terbaru

Logo

Nagari Koto Tangah Simalanggang

Kecamatan Payakumbuh

Kabupaten Lima Puluh Kota

Provinsi Sumatera Barat

© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia