Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-80, Pemerintahan Nagari Koto Tangah Simalanggang mengambil langkah baru dalam pelaksanaan perayaan tahun ini. Dalam rapat koordinasi yang diadakan, telah disepakati sejumlah keputusan penting yang disesuaikan dengan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.

Rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh unsur Pemerintahan Nagari, Bamus Nagari, Kerapatan Adat Nagari (KAN), Majelis Ulama Nagari (MUNA), PKK, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), berbagai lembaga nagari lainnya, serta tokoh masyarakat, pemuda, dan pemudi dari berbagai jorong.

Salah satu keputusan utama yang dihasilkan adalah peniadaan pawai alegoris yang biasanya menjadi acara utama dalam rangkaian perayaan kemerdekaan. Hal ini diputuskan setelah mempertimbangkan dampak ekonomi dari kemarau panjang yang telah menyebabkan penurunan hasil pertanian dan berimbas pada kondisi kesejahteraan masyarakat.

Sebagai gantinya, Pemerintah Nagari akan mengadakan tabligh akbar yang melibatkan tokoh agama dan seluruh lapisan masyarakat. Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum kebersamaan dan refleksi spiritual, sekaligus ungkapan syukur atas nikmat kemerdekaan yang telah diraih.

Selain itu, kegiatan perlombaan tetap akan dilaksanakan, namun bentuknya disesuaikan dengan kondisi saat ini. Tahun ini, fokus diarahkan pada Lomba Kebersihan, Keindahan, dan Ketertiban (K3) antar jorong, sebagai upaya untuk membangkitkan semangat gotong royong serta meningkatkan kesadaran warga terhadap lingkungan.

Peserta rapat Koordinasi (Dok:PPID Koto Tangah Simalanggang)

Wali Nagari Koto Tangah Simalanggang, Hendra M Dt. Bogah, menyampaikan bahwa langkah ini adalah bentuk empati pemerintah nagari terhadap situasi masyarakat, sekaligus upaya menjaga semangat kemerdekaan dalam nuansa yang lebih relevan.

“Kita ingin tetap memperingati Hari Kemerdekaan dengan khidmat, namun juga realistis dan bijaksana. Kemarau panjang telah memengaruhi ekonomi masyarakat, maka kami sepakat untuk mengalihkan kegiatan ke arah yang lebih sederhana tapi tetap bermakna. Peniadaan pawai bukan berarti semangat kita berkurang, justru kita arahkan menjadi momentum kebersamaan dalam bentuk tabligh akbar dan kepedulian lingkungan lewat lomba K3,” ujar beliau.

Dengan pendekatan yang lebih adaptif ini, Pemerintah Nagari Koto Tangah Simalanggang berharap semangat kemerdekaan tetap hidup di tengah masyarakat, tanpa mengesampingkan kondisi nyata yang sedang dihadapi bersama.(SN)